Riuh rendah suara bocah,
Mengalun lantunan mulia,
Bergema terowong pendengaranku,
Memutar filem suram,
Panas haba yang menyelati diri,
Dihembus angin silam,
Aku terpenjara dosa pengap,
Menghidu wangi yang menghilang,
Mengintai cahaya nan luntur,
Harapan masih wujud,
Cuma aku terlalu mengah.
Kelelahan menelusuri usia picisan ini,
Memutus benang sarafku,
Meretak tulang kudratku,
Mergastua berkicau, mengherdikku garang,
Belantara kelam mengkaburi diri,
Si tempang ini akhirnya rebah,
Diterajang permainan duniawi.
Apokalips bakal menjelma,
Sang penyelamat memberi harapan,
Syurga dan neraka jadi pertaruhan,
Namun,
Pilihan hanya diri yang menentukan.
Mengalun lantunan mulia,
Bergema terowong pendengaranku,
Memutar filem suram,
Panas haba yang menyelati diri,
Dihembus angin silam,
Aku terpenjara dosa pengap,
Menghidu wangi yang menghilang,
Mengintai cahaya nan luntur,
Harapan masih wujud,
Cuma aku terlalu mengah.
Kelelahan menelusuri usia picisan ini,
Memutus benang sarafku,
Meretak tulang kudratku,
Mergastua berkicau, mengherdikku garang,
Belantara kelam mengkaburi diri,
Si tempang ini akhirnya rebah,
Diterajang permainan duniawi.
Apokalips bakal menjelma,
Sang penyelamat memberi harapan,
Syurga dan neraka jadi pertaruhan,
Namun,
Pilihan hanya diri yang menentukan.
Comments
Post a Comment