Pucuk harapan tinggi melangit,
Akhirnya berguguran lesu,
Mencari maknawi yang semakin sirna,
Umpama permata di celahan kaca,
Tidak dicari rugi,
Dicari pula jemari luka,
Sendu meratapi sebuah pencarian.
Sungguh ia sandiwara bisu nan kejam,
Kemanisan berinti jadam,
Usapan bersalut tusukan,
Sadisnya umpama burung tiada bersayap,
Bibir terkunci, mata berkaca, hati rawan,
Andai begini tapisan sebuah solehah,
Deminya hamba redha.
Kalamnya puitis menggetar qalbu,
Manakan haq atau batil,
Maha Khalik yang lebih tahu,
Analisa sang pacal tiadalah hebat,
Sehabis usaha, kini tawakal pada-Mu,
Sungguh, segalanya demi-Mu.
Comments
Post a Comment