Putaran roda, bingit enjin, asap kotor, ketukan besi,
Kebisingan buat mereka, tapi tidak aku,
Menggamit rinduku padamu,
Mana mungkin aku di sini tanpa kamu,
Ya Wadud, sampaikan salam kasihku padanya.
Terkadang aku hanyut dalam alunan mimpiku,
Akan nostalgia kasih dari sepasang tangan kasarmu,
Yang pernah dulu aku cemuh,
Kini sesalku berpanjangan,
Ya Wadud, sampaikan salam rinduku padanya.
Pelana buruk itu yang menghantarku setiap pagi,
Menuju ke sarang ilmu,
Yang pernah dulu aku malu,
Kini rinduku tiada sadaran,
Ya Wadud, sampaikan salam cintaku padanya.
Dulu, tika namamu menyala di kotak kecil,
Ragu dan bimbang pasti menyergah hatiku,
Jauh jarak kita bagai tiada makna,
Suaramu bagai tiada nilai bagiku,
Ya Wadud, alangkah ruginya aku kini.
Pondok buruk nan kecil,
Naungan kasih kami bersama,
Darah muda tiada menghargai nilainya,
Kini, pusara sempit jua pusaka rinduku,
Ya Wadud, sampaikan salam ampunku padanya.
Ombak rinduku padamu kini bagai tiada susutnya,
Menghiris pedih kalbu sunyiku,
Bait-bait suci yang mampu kuhantar kini,
Sebagai tanda cintaku padamu,
Ya Wadud pertemukan kami kembali dalam redha-Mu.
Lensa Che Long: Berbaktilah sementara mereka belum dijemput pulang ke destinasi asal. Usah menangis setelah peluang yang diberi dicampak bagai tiada nilai.
Comments
Post a Comment